Bagan Batu – Sejumlah umat Buddha di Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, melaksanakan tradisi pindapata pada Sabtu (15/3/2025). Dalam kegiatan ini, para bhikkhu berjalan tanpa alas kaki di sepanjang jalan, menerima persembahan makanan dari masyarakat yang berlutut dengan penuh hormat. Tradisi ini merupakan bagian dari praktik berbagi dan melatih kebajikan bagi umat Buddha.
Momen tersebut sempat diabadikan oleh Misban, pemilik toko Batam Ponsel di Bagan Batu, yang kemudian membagikan refleksi pribadinya di status WhatsApp. Dalam unggahannya, ia menuliskan pesan mendalam tentang Athangasila—delapan sila yang menjadi pedoman moral bagi umat Buddha.
“Saat Athangasila, jangan lihat aku agamis atau sok suci, karena di saat ditawari roti, pasti aku tidak lepas sila. Namun, keesokan harinya, saat kawanku menawari babi goreng, aku langsung lepas sila. Athangasila sebenarnya mudah dijalani, semua dari tekad kita sendiri,” tulisnya.
Pesan ini pun mengundang diskusi di kalangan teman dan pelanggan Misban, yang menilai refleksi tersebut sebagai pengingat akan pentingnya konsistensi dalam menjalankan nilai-nilai kepercayaan. Beberapa warga yang turut serta dalam pindapata juga menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar memberikan makanan kepada para bhikkhu, tetapi juga melatih diri dalam berbagi dan berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan.
Tradisi pindapata merupakan salah satu ajaran penting dalam agama Buddha, di mana para bhikkhu hidup dengan mengandalkan pemberian masyarakat, sementara umat berlatih untuk mengembangkan kemurahan hati. Di berbagai daerah, terutama yang memiliki komunitas umat Buddha, tradisi ini tetap dijaga sebagai bagian dari praktik spiritual sehari-hari.
Misban, yang dikenal sebagai seorang pengusaha di Bagan Batu, juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Status yang ia bagikan menjadi refleksi bagi banyak orang tentang bagaimana prinsip-prinsip moral bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan pindapata di Bagan Batu berjalan dengan tertib, dengan para warga yang berpartisipasi menunjukkan sikap hormat dan kesungguhan dalam memberikan dana makanan. Tradisi ini diharapkan terus lestari dan menjadi pengingat akan pentingnya berbagi serta menjalani hidup dengan penuh kebajikan.
(Sah Siandi Lubis)